Jumat, 16 Juli 2021

from Toxic Zone to Addict Zone [2/4]

 Titik Balik

Jika membaca paragraf terakhir Kisah Masa Lalu dan merasa aku sudah bahagia, sebenarnya itu hanya permulaan saja. Benar – benar pemulaan yang sangat kecil. Seperti seorang penyelam yang mencapai palung tergelap di kerendahan paling dasar, menjejakkan kaki dengan ragu – ragu namun berusaha meringankan tubuhnya seiring arus membawanya ke permukaan. Menggenggam harapan akan segera menyambut cahaya rembulan ataupun mentari yang menembus ke dalam lautan. Mulai merasakan saturasi oksigen yang perlahan tak lagi menyesakkan, pun tekanan yang memekakan telinga juga turut menghilang. Kira – kira seperti itulah gambaran yang bisa ku deskripsikan.

Aku tak lagi takut menghadapi sekolah seperti yang sudah – sudah. Apalagi aku akan menyambut lingkungan yang benar – benar baru di SMK, karena kebanyakan teman – teman satu SMP yang kukenal memilih melanjutkan ke SMA. Itu hal yang bagus karena aku ingin melepas sepenuhnya sisi negatifku selama ini. Aku tak berharap banyak, mungkin mendapat 1 atau 2 teman bukanlah hal yang muluk – muluk untuk dicapai selama 3 tahun ke depan. Aku tak punya bayangan atau ide seperti apa yang harus kulakukan agar bisa benar – benar mendapatkan teman kali ini. Yang bisa kulakukan hanyalah berusaha untuk berhenti bersikap gloomy, dan berusaha lebih keras untuk membaur. Sekalipun nanti tak berhasil, setidaknya aku bisa melewati masa SMK dengan bahagia dan dengan suasana yang lebih cerah. Sesederhana itu pikirku dulu hehehe.

Lagi – lagi aku salah. Untungnya lebih ke sisi positif kali ini. Akhirnya aku melihatnya. Cahaya Rembulan dan Mentari yang silih berganti saking lamanya aku menuju permukaan. Aku sama sekali tak mempercepat laju, bukan karena tak ingin, tapi karena  tak tahu bagaimana caranya. Jadi aku menikmatinya secara perlahan dan mengagumi cahaya indah yang menembus lautan itu dengan mata berbinar – binar, dan tawa juga senyum yang mulai membuatku lebih sering mengangkat tulang pipiku naik ke atas.

Aku membuktikan sendiri bahwa saat seorang Hamba benar – benar berserah pada takdir Allah, berhenti berontak dan berusaha mengerti serta mengikuti alur-Nya, maka keindahan dan kenikmatan siap menyambut dengan tangan yang terbuka lebar. Bahkan saat segala hal terasa tercukupi, hadiah – hadiah yang selama ini tersimpan tak kunjung berhenti bermunculan.

Aku mendapatkan segalanya. Bahkan hal – hal yang tak pernah kubayangkan dan kuharapkan sebelumnya. Aku merasa orang – orang mulai menyadari keberadaanku, entah mengapa aku sering berada di posisi yang membuatku terlihat mencolok. Walaupun tiap kali menyadari jadi pusat perhatian aku langsung DIAM karena malu dan tidak nyaman, berharap orang – orang segera mengalihkan pandangan mereka dariku. Aku mendapat nilai mata pelajaran jauuuh lebih baik dengan cara yang lebih mudah dibanding masa sebelumnya. Juga mendapat kesempatan meng-explore diriku lebih jauh dengan mengikuti beberapa lomba dan memenanginya. Tampil beberapa kali di pertunjukkan tari yang membuatku menyadari (mungkin) aku memiliki bakat di bidang seni itu selain menggambar. Kepercayaan diriku mulai tumbuh sedikit demi sedikit. Aku lebih mudah berbaur dengan lingkungan, aku merasa hari – hariku senantiasa semakin cerah dan bahagia. Aku juga mengalami berbunga – bunganya kasmaran dan kisah cinta khas ABG yang biasa ditulis di buku – buku romance atau film drama remaja hahahaha. Dan yang terpenting, aku berhasil berteman. Bahkan lebih dari 2 orang dan kami cukup akrab ^,^.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar